Studio / Head End TV Kabel
Sistem Studio pada sistem TV kabel berfungsi sebagai pusat penerimaan dan pengelolaan siaran yang selanjutnya didistribusikan ke pelanggan melalui media distribusi TV kabel.
Diagram Studio TV Kabel
Komponen Utama Studio TV Kabel
1. Antena parabola berfungsi menerima sinyal dari satelit yang dipancarkan oleh broadcaster ( Stasiun Tv nasional atau Asing ) .
Sinyal C-band 3.7 – 4.2 Ghz atau Ku-Band 10.7 – 11.7 Ghz yang diterima kemudian dipantulkan ke LNB yang ada pada antenna dan selanjutnya diubah menjadi frequensi yang lebih rendah 950 Mhz – 2150 Mhz kemudian diteruskan ke perangkat penerima atau receiver digital.
2. Receiver / Decoder digital berfungsi menerima sinyal dari Antenna ( LNB ) kemudian diproses sehingga didapat tampilan gambar dari beberapa saluran TV swasta dan Asing.
3. Modulator berfungsi menerima tampilan gambar channel dari receiver digital melalui kabel Video Audio kemudian di modulasikan pada frequensi 47 – 860 Mhz. Tiap satu modulator memodulasikan satu saluran selebar 7 Mhz terdiri dari Video dan Audio Carrier . Sinyal dari tiap modulator diteruskan ke Mixer / Combiner .
4. Mixer / Combiner berfungsi sebagai alat untuk menggabungkan sinyal RF dari beberapa modulator yang mempunyai Video Audio carrier dan frequensi yang berbeda digabungkan sehingga diperoleh satu output RF yang kemudian diteruskan ke sistem perubah / penguat.
5. Trunk Amplifier berfungsi menguatkan sinyal pada studio untuk selanjutnya langsung didistribusikan ke pelanggan.
6. Transmitter Optik berfungsi merubah sinyal RF menjadi sinyal Optik / cahaya pada gelombang 1310nm atau 1550 nm sehingga sinyal TV kabel dapat ditansmisikan melalui jaringan fiberoptik untuk cakupan daerah yang lebih luas.
Setting sinyal Head End / Studio
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
· Penyetelan output masing – masing modulator disesuaikan dengan besar redaman combiner dan splitter dan target input amplifier yang ada di studio.
· Target level pada input amplifier sebaiknya pada range 77 dB ( Titik “A” ) dan target input hybrid amplifier pada range 70 – 76 dB.
· Target output level amplifier pada range 100 – 106 dB atau disesuaikan dengan spesifikasi amplifier.
· Dianjurkan slope output amplifier ≤ 6 dB.
· Dicadangkan gain sebesar 2 – 3 dB di setiap modulator atau gain / output level gain tidak terpakai semua.
· Sebaiknya ada cadangan lobang pada splitter yang digunakan sebagai combiner untuk pengetesan atau untuk tambahan.
· Konfigurasi RF input tiap channel ke combiner dibuat selang – seling ( S6-S8 , E10 – E12 dan seterusnya.)
· Nilai A/V tiap modulator diset pada range 16 – 18 dB.
Komponen Utama Jaringan TV Kabel
1. Receiver Optik
Receiver Optik pada sistem jaringan TV Kabel berfungsi merubah Sinyal laser yang ditransmisikan melalui jaringan fiber menjadi sinyal RF agar sinyal dapat didistribusikan melalui jaringan kabel koaksial ke pelanggan.
Receiver optik juga sebagai titik sentral pada satu kelompok / cluster distribusi.
2. RF Amplfier
RF Amplifier pada sistem distribusi berfungsi sebagai perangkat penguat sinyal RF.Sinyal RF yang didistribusikan melalui kabel koaksial akan mengalami redaman / losses
sehingga proses penguatan sinyal diperlukan agar level sinyal pada jalur distribusi
koaksial tetap pada level yang ideal sehingga level sinyal atau kualitas gambar yang
diterima setiap pelanggan bisa optimal
3. Power Supply Unit
Power supply unit berfungsi sebagai sumber catu daya /tegangan yang diinjekkan kejaringan koaksial untuk menghidupkan amplifier outdoor.
Spesikasi secara umum :
· Output Volatage : 60 vac dan 90 vac
· Output current : 5A , 10 A , 15 A
· Input local power : 220 vac
· Setiap Perubahan 5 % pada tegangan input ( 220V ) dapat penyebabkan perubahan hingga ±15 % pada tegangan output ( 30 – 90 vac ). Pastikan tegangan input tetap stabil dengan mengguanakan stavolt.
4. Splitter Outdoor
5. Tap Outdoor